3.4.12

Psikologi Menangis

Psikologi : Apakah menangis benar-benar membantu? 
Menangis sering dapat membuat seseorang merasa lebih baik dan membantu meletakkan segala sesuatu lebih perspektif. Dalam sebuah penelitian baru mengungkapkan, bahwa manfaat dari menangis tergantung sepenuhnya pada apa, dimana dan kapan 'episode menangis' tertentu. 

Di University of South Florida, psikolog Jonathan Rottenberg dan Lauren M Bylsma, bersama dengan rekan mereka Vingerhoets Iklan JJM dari Tilburg University, menganalisis secara rinci lebih dari 3000 pengalaman menangis (tentu saja dilakukan di luar laboratorium).

Para peneliti menemukan bahwa mayoritas responden melaporkan peningkatan dalam suasana hati setelah menangis. Namun, sepertiga dari peserta survei melaporkan tidak ada perbaikan juga perubahan dalam suasana hati, dan bahkan sepersepuluhnya merasa lebih buruk setelah menangis.  Jadi ternyata, menangis bukanlah cara terbaik untuk mengobati suasana hati seseorang.
Pada saat penelitian dilakukan di dalam Laboratorium, relawan yang menangis di laboratorium seringkali tidak menggambarkan pengalamannya sebagai katarsis atau membuat mereka merasa lebih baik. Sebaliknya, menangis di laboratorium, membuat para peserta merasa jadi lebih buruk. Ini mungkin karena kondisi penelitian itu yang membuat suasana lebih tegang, karena terus direkam atau diawasi oleh asisten penelitian. Hal ini dapat menghasilkan emosi negatif (seperti rasa malu), yang menetralkan manfaat positif biasanya berhubungan dengan menangis. 
Namun, studi laboratorium telah memberikan temuan menarik tentang efek fisik dari menangis. Relawan tidak menunjukkan efek menenangkan seperti bernapas lebih lambat, tetapi mereka justru mengalami banyak stres, rasa tidak menyenangkan dan tidak bergairah, termasuk peningkatan denyut jantung dan berkeringat. 

Yang menarik adalah bahwa tubuh lebih bisa menenangkan berlangsung lebih lama daripada gairah yang tidak menyenangkan. Sebagian orang bereaksi menangis bila mengalami stres atau tekanan tertentu. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa efek dari menangis juga tergantung pada siapa yang mencucurkan air mata. Sebagai contoh, seseorang dengan gangguan kecemasan atau suasana hati yang paling cemas, yang lebih mungkin untuk mengalami efek positif dari menangis.  

Juga, para peneliti menemukan bahwa orang yang kurang wawasan kehidupan emosionalnya (kondisi yang dikenal sebagai alexithymia) benar-benar merasa lebih buruk setelah menangis. Para penulis berpendapat bahwa untuk individu, kurangnya wawasan emosional dapat  mencegah  perubahan pengalaman yang kognitif, atau kata lainnya, emosi yang terkontrollah yang membantu efek menangis jadi positip. 
 
 
Sumber :
Matrie, Indrie. (2011). Psikologi Menangi. Diunduh dari www.mydearblog-matrie.blogspot.com. Diakses 3 April 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar