3.4.12

Psikologi Menangis

Psikologi : Apakah menangis benar-benar membantu? 
Menangis sering dapat membuat seseorang merasa lebih baik dan membantu meletakkan segala sesuatu lebih perspektif. Dalam sebuah penelitian baru mengungkapkan, bahwa manfaat dari menangis tergantung sepenuhnya pada apa, dimana dan kapan 'episode menangis' tertentu. 

Di University of South Florida, psikolog Jonathan Rottenberg dan Lauren M Bylsma, bersama dengan rekan mereka Vingerhoets Iklan JJM dari Tilburg University, menganalisis secara rinci lebih dari 3000 pengalaman menangis (tentu saja dilakukan di luar laboratorium).

Para peneliti menemukan bahwa mayoritas responden melaporkan peningkatan dalam suasana hati setelah menangis. Namun, sepertiga dari peserta survei melaporkan tidak ada perbaikan juga perubahan dalam suasana hati, dan bahkan sepersepuluhnya merasa lebih buruk setelah menangis.  Jadi ternyata, menangis bukanlah cara terbaik untuk mengobati suasana hati seseorang.
Pada saat penelitian dilakukan di dalam Laboratorium, relawan yang menangis di laboratorium seringkali tidak menggambarkan pengalamannya sebagai katarsis atau membuat mereka merasa lebih baik. Sebaliknya, menangis di laboratorium, membuat para peserta merasa jadi lebih buruk. Ini mungkin karena kondisi penelitian itu yang membuat suasana lebih tegang, karena terus direkam atau diawasi oleh asisten penelitian. Hal ini dapat menghasilkan emosi negatif (seperti rasa malu), yang menetralkan manfaat positif biasanya berhubungan dengan menangis. 
Namun, studi laboratorium telah memberikan temuan menarik tentang efek fisik dari menangis. Relawan tidak menunjukkan efek menenangkan seperti bernapas lebih lambat, tetapi mereka justru mengalami banyak stres, rasa tidak menyenangkan dan tidak bergairah, termasuk peningkatan denyut jantung dan berkeringat. 

Yang menarik adalah bahwa tubuh lebih bisa menenangkan berlangsung lebih lama daripada gairah yang tidak menyenangkan. Sebagian orang bereaksi menangis bila mengalami stres atau tekanan tertentu. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa efek dari menangis juga tergantung pada siapa yang mencucurkan air mata. Sebagai contoh, seseorang dengan gangguan kecemasan atau suasana hati yang paling cemas, yang lebih mungkin untuk mengalami efek positif dari menangis.  

Juga, para peneliti menemukan bahwa orang yang kurang wawasan kehidupan emosionalnya (kondisi yang dikenal sebagai alexithymia) benar-benar merasa lebih buruk setelah menangis. Para penulis berpendapat bahwa untuk individu, kurangnya wawasan emosional dapat  mencegah  perubahan pengalaman yang kognitif, atau kata lainnya, emosi yang terkontrollah yang membantu efek menangis jadi positip. 
 
 
Sumber :
Matrie, Indrie. (2011). Psikologi Menangi. Diunduh dari www.mydearblog-matrie.blogspot.com. Diakses 3 April 2012.

Kepribadian Dan Bentuk Wajah

Kepribadian seseorang dapat kita ketahui dari beberapa cara, salah satunya adalah dengan melihat bentuk wajah orang tersebut. Dengan mengetahui secara dini kepribadian seseorang dengan melihat bentuk wajah, membuat kita lebih mudah untuk bersosialisasi dengan orang tersebut. Ini di ungkapkan oleh bangsa Cina yang percaya bahwa wajah merupakan refleksi dari kepribadian. Unsur yang terdapat dalam wajah seperti mata, hidung, bentuk wajah, hingga kerutan memiliki makna tertentu yang mampu mencermikan kepribadian seseorang. Urutannya adalah :

Bentuk Muka
Bulat : Orang yang memilki muka bulat cenderung memiliki kepribadian yang emosional, sensitif, dan juga perhatian. Biasanya, pria yang memiliki muka bulat memiliki fantasi seksual yang sangat kuat dan nyaman dalam menjalami hubungan yang stabil dan jangka panjang.

Oval : Bentuk muka oval cenderung lebih praktis, sistematis dan pekerja keras. Kamu yang memiliki bentuk muka oval juga cenderung memiliki fisik yang atletis yang cenderung menciptakan narsisme pribadi yang mampu merusak hubungan.

Kotak : Orang dengan bentuk muka kotak cenderung agresif, ambissius, serta dominant. Kamu juga memiliki pemikiran yang tajam, ahli dalam melakukan analisis, dan kritis.

Segitiga : Bentuk muka seperti ini biasanya dimiliki oleh tubuh yang kurus dan memiliki kemampuan persuasi. Bentuk muka ini juga biasa dimiliki oleh orang Tionghoa yang memiliki pribadi yang kreatif dan sensitive tetapi juga temperamental.


Dahi
Dahi yang lebar menandakan suatu kecerdasan dan kepraktisan serta pribadi yang idealis namun tidak pernah mati kreativitas. Jika kamu memiliki dahi yang rata, ini mengindikasikan seseorang yang pragmatis, logis, dan yang selalu mengandalkan fakta dan data. Jika kamu memiliki dahi yang sangat lebar ini menandakan bahwa kau seorang pemimpi dan merupakan seseorang yang membutuhkan sebuah rencana aksi starategis untuk memenuhi ambisinya yang cukup besar.
Mata
Bagaimana cara mendeteksi seseorang itu berbohong? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Richard Bandler dalam Neuro Linguistic Programming yang menjelaskan bahwa tatapan seseorang saat berbicara bisa mengindikasikan apa yang dipikirkannya. Jika seseorang bertanya dan mereka menengok ke kanan, ini menandakan mereka sedang berpikir dan menggunakan otak kreatifnya dengan mengumpulkan segala aspek visual yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka berbohong. Jika mereka menengok ke sebelah kiri, ini mengindikasikan mereka menggunakakn memori yang ada di otak dan kemungkinan besar akan mengatakan kebenaran.

Bentuk mata juga sangat berpengaruh. Jika kamu memiliki mata besar cenderung akan lebih toleran dan berpikiran terbuka. Sementara yang memiliki mata sipit mengindikasikan orang tersebut berpikiran sempit.

Hidung
Hidung yang ideal berbentuk mancung, lurus, dan penuh. Hidung yang mengembang mengindikasikan personal yang hangat dan memiliki empati yang besar dengan sekelilingnya. Tipe ini juga biasanya memberikan standar yang cukup tinggi dalam hidupnya dan memiliki perilaku yang baik. Untuk ukuran hidung yang besar cenderung suka melakukan kekerasan. Semakin besar hidung yang dimiliki orang tersebut, kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan pun semakin tinggi. Jika Anda memiliki hidung pesek , ini menunjukkan Anda sebagai pribadi yang independent dan tahan banting, meski terkadang terjadi naik turun dalam hubungan percintaan maupun dengan hubungan pertemanan dengan orang lain.

Mulut
Mulut terkait dengan komunikasi dan sensualitas yang bisa dilihat dari bentuk bibir. Jika bibir atas tipis dan bagian bibir bawah tebal, hal ini mengindikasikans seseorang yang tidak bisa melakukan hubungan timbal balik dalam suatu hubungan. Jika sebaliknya, bentuk mulut tersebut justru mengindikasikan seseorang yang terlalu berbelas kasih. Jika memiliki bibir tebal di bagian atas dan bawah, menunjukkan sifat yang penyayang dan sensitive. Sementara yang bermulut kecil mengindikasikan sifat yang kejam dan egois.

Kerutan
Kerutan di seputar mata menunjukkan garis kebahagiaan. Hal ini menunjukkan adanya tanda keterbukaan hati kepada semua orang. Garis vertical yang ada diantar mata menunjukkan sosok yang logis, pekerja keras, dan juga kritis. Kerutan di seputar hidung hingga menuju mulut merupakan garis tujuan hidup. Orang yang memiliki garis kerutan ini memiliki arah hidup yang tepat.

Segala bagian dari wajah kita memang bisa memancarkan kepribadian tertentu karena semuanya bergerak menunjukkan ekspresi tertentu pula. Dan tentu semuanya memiliki makna yang berlainan, namun Anda boleh mempercayai juga boleh tidak mempercayai interpretasi ini karena interpretasi hanya bisa dinilai oleh tiap individu dan interpretasi sifat seseorang juga tidak bisa hanya dilihat dari mimic muka, melainkan gesture tubuh dan kesehariannya. Semoga membantu.
Sumber :
Anonim.  Kepribadian Dan Bentuk Wajah. Diunduh dari www.psikonseling.blogspot.com. Diakses 3 April 2012.

Psikologi dan Makanan

Perbincangan yang berkaitan dengan kata makan dan makanan memang tidak ada habisnya. Pertanyaan seperti “makan dimana?” atau “makan apa?” selalu menarik untuk dilontarkan. Temuan-temuan ilmiah mengenai makanan pun seperti tak pernah berhenti mengalir. Kehidupan manusia memang lekat dengan masalah makanan. Mau bagaimana lagi? Kegiatan makan dan mencari makanan memang merupakan salah satu insting mendasar manusia. Sejak pertama kali manusia menjejakkan kaki di bumi –bahkan sejak pertama kali ada kehidupan di bumi—, kegiatan mengunyah-menelan-dan-biarkan-sistem-pencernaan-mengurus-sisanya telah menjamin keberlangungan hidup manusia. Sehingga, kita bisa bilang bahwa mencari dan menikmati makanan adalah salah satu aspek mendasar kehidupan manusia. Bahkan ada bagian otak yang khusus mengatur masalah ini (akan dibahas nanti).


Tapi, bagi saya yang menurut situs pencari jodoh harus meng-klik ‘kelebihan beberapa pound’ pada bagian Deskripsi Diri, perbincangan masalah makanan tidak berhenti pada topik ‘tempat makan enak’ dan ‘resep baru’. Saya juga harus membicarakan mengenai sisi gelap dari kegiatan makan dan mencari makan ini, yaitu, masalah ‘menahan dan mengurangi porsi makan’ atau dalam bahasa sehari-harinya dikenal dengan kata DIET. Persoalan mengenai mengapa orang harus diet berkaitan dengan banyak hal yang jika dijabarkan bisa menghasilkan satu buah tulisan baru lagi. Tapi singkatnya seperti ini, diet atau mengontrol insting makan berkaitan erat dengan dua insting mendasar lainnya, yaitu, insting seks (orang yang kelebihan beberapa kilogram akan lebih susah untuk mendapatkan pasangan) dan insting mempertahankan diri (orang yang kelebihan beberapa kilogram terbukti mempunyai rentang pilihan pekerjaan yang lebih sempit, sehingga kemampuan survivalnya jadi lebih rendah).


Hanya saja, saya tidak sendiri. Bahkan “teman” saya yang sama-sama menghadapi masalah diet dan kelebihan berat badan (bahkan obesitas) sangat banyak –mungkin salah satunya adalah anda. Sebuah editorial di koran Washington Post menyatakan bahwa angka obesitas pada anak-anak di Amerika Serikat telah meningkat tiga kali lipat hanya dalam waktu dua puluh tahun. Bahkan Mary Boggiano, kolega saya sesama praktisi psikologi berani mengklaim bahwa enam puluh empat persen dari seluruh manusia memiliki masalah berat badan (yang membuat saya bertanya, ‘kalau begitu, bagaimana cara kita menentukan berat badan “normal”? Karena artinya secara normatis orang-orang memiliki berat badan diatas “normal”, kan?’).


Melenceng sedikit dari topik pembicaraan, setengah dari enam puluh persen populasi manusia yang memiliki masalah berat badan tersebut adalah sepertiga dari warga Amerika Serikat, yang membuat negara tersebut menangani masalah kelebihan berat badan secara serius. Sebegitu seriusnya sampai-sampai kadang mereka bertindak konyol. Misalnya, bulan Februari 2008 menjadi bulan yang cukup ramai di negara bagian Mississipi setelah sebagian anggota legislasi berencana mengeluarkan undang-undang negara bagian yang memberikan mandat bagi para pelayan restoran untuk menolak memberikan makanan bagi pengunjung restoran yang kegemukan. Jika undang-undang ini sampai terrealisasi, penolakan di restoran akan terjadi cukup besar-besaran mengingat tiga puluh persen orang dewasa di Mississippi dicurigai menderita obesitas.


Masih sedikit melenceng dari topik pembicaraan, pembuatan produk hukum yang berkaitan dengan makanan tidak hanya terjadi di negara bagian Mississippi. Bahkan secara nasional ada sebuah undang-undang (yang populer dengan nama Cheeseburger Bill) yang mempersulit konsumen untuk menuntut perusahaan makanan. Undang-undang ini dibuat setelah ada tiga orang pada tahun 2002 yang menuntut restoran cepat-saji (yang memiliki lambang golden arch) karena menurut mereka kandungan kalori dan lemak pada burger buatan restoran itu jauh di atas perkiraan mereka, sehingga akhirnya membuat mereka menderita obesitas. Walau pun sebelumnya pernah ada seorang konsumen yang berhasil menuntut perusahaan rokok yang menurutnya telah membuat dirinya ketagihan rokok, tuntutan terhadap restoran ini dibatalkan oleh pengadilan serta memicu dibuatnya Cheeseburger Bill tadi. Para pendukung undang-undang Cheeseburger tersebut mengatakan bahwa tidak seperti tembakau, makanan tidak membuat seseorang ketagihan dan besarnya makanan yang masuk ke tubuh sepenuhnya berada pada kendali individu yang memakannya.


Tapi benarkah begitu? Psikologi menjawab, ‘ya dan tidak’. Pembicaraan yang melenceng dari topik ini mengantarkan kita ke pembahasan utama yang mau saya sampaikan. Dimulai dari pertanyaan ‘benarkah makanan bisa menimbulkan ketagihan?’ yang dalam menjawabnya kita harus menyinggung masalah bagaimana kerja otak dalam mengatur kegiatan makan, dimana pengetahuan tentang kerja otak tersebut akan sangat membantu kita untuk memahami diet.

Untuk menjawab benarkah makanan bisa menimbulkan ketagihan, kita harus mengetahui bagaimana kerja otak dalam mengatur perilaku makan (di sini, saya melunasi janji saya di atas). Pada tahun 2007, majalah Scientific American Mind membahas masalah ini (di bawah tajuk This Is Your Brain on Food). Dalam edisi terbaru majalah Psychology Today, pembahasan ini muncul kembali dengan judul Consuming Passions. Penjelasan yang saya cantumkan di sini pada dasarnya adalah penggabungan dari kedua artikel tersebut. Artikel ini menurut saya juga menambahkan kesimpulan Diane Papalia dkk. (penulis buku Human Development, buku yang membahas kehidupan manusia dari sejak embrio hingga kematiannya) yang menyatakan bahwa penyebab utama kematian manusia sebetulnya bukan penurunan fungsi tubuh (degenerasi), melainkan lebih disebabkan oleh gaya hidup yang tidak bertanggung jawab (diantaranya, tidak menjaga pola dan komposisi makan).


Nah, mari kita bahas proses yang dijalani otak dalam mengatur perilaku makan (jika anda tidak terlalu suka penjabaran sistem fisiologis manusia, lebih baik anda melewatkan tiga paragraf kebawah, dihitung dari paragraf ini. Saya tidak marah. Sumpah!). Bagian otak yang mengatur perilaku makan bernama hypotalamus (letaknya di tengah-tengah otak). Bagian sisi-luar (Lateral) hypotalamus adalah bagian yang membuat rasa lapar, sedangkan bagian depan-tengah (Ventromedial) hypotalamus adalah bagian yang memberikan rasa kenyang.


Saat perut kosong, sebuah hormon bernama Ghrelin dikeluarkan oleh tubuh. Hormon ini kemudian, dengan bantuan darah, sampai di Lateral Hypotalamus (LH) dan membuat LH mengeluarkan zat ‘lapar’ yaitu Neuropeptide Y (zat ini memberitahukan bahwa tubuh lapar dan berselera atau ingin makan). Ghrelin juga menghambat hormon yang menginformasikan pada otak bahwa tubuh sedang merasa kenyang atau cukup (zat ‘kenyang’), yaitu Proopiomelanocortin (POMC). Sehingga, manusia pun merasa lapar (atau berselera untuk makan). Belum cukup? Tubuh mempunyai mekanisme kedua, saat tubuh kurang tenaga karena kurang makan, banyaknya gula-darah dan insulin pada darah menurun. Informasi ini diterima LH dan ikut menjadi pendorong keluarnya Neuropeptide Y dan menghambat produksi POMC. Makin lapar ‘lah kita jika otak kita tidak dituruti.


Sebaliknya, saat perut kemudian kita isi, level gula-darah dan insulin meningkat, sehingga LH kembali menurunkan Neuropeptide Y dan membiarkan POMC untuk hadir di otak (otak jadi berkata, ‘oke, kita kenyang, semua senang’). Selain itu ada juga bantuan dari Leptin, zat yang dihadirkan oleh lemak tubuh yang menghambat zat ‘lapar’ dan menambah produksi zat ‘kenyang’. Selain melalui darah, informasi bahwa badan merasa kenyang juga disalurkan langsung melalui syaraf, yaitu dengan sebuah peptida bernama Cholecystokinin (CCK) yang memberitahu otak bahwa perut sudah terisi melalui syaraf. Mungkin informasi bahwa tubuh kenyang bisa disalurkan melalui “jalan pintas” agar kita bisa segera menghentikan makan sebelum lambung terlalu penuh.


Hanya saja, manusia sering membandel. Sering kita dengar orang yang mengerjakan sesuatu, misalnya membuat PR, sampai lupa makan. Nah, tubuh pun membuat sebuah sistem lain untuk membantu dirinya mendapat jaminan makanan. Sistem ini bernama rasa nikmat. Saat makanan masuk ke dalam tubuh kita, sebuah zat bernama dopamine dilepaskan ke bagian otak sistem-limbik (yang mengatur motivasi dan kenikmatan) yang bernama striatum (bagian otak untuk merasakan kenikmatan dari makanan dan orgasme). Dopamine ini memberikan sensasi yang nikmat pada otak. Sehingga, kegiatan makan menjadi kegiatan yang menyenangkan, yang menyebabkan manusia akan dengan senang hati memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan menyebabkan tubuh mendapat jaminan bahwa manusia akan memasukkan makanan yang dibutuhkan tubuh untuk tetap hidup.


Tapi, manusia adalah mahluk yang memiliki tabiat mencari kenikmatan. Jika ia mendapatkan kenikmatan dari sebuah kegiatan, pada kesempatan berikutnya dimana ia menginginkan kenikmatan tersebut, ia akan mengulangi kegiatan tadi. Di sinilah, terjadi pemisahan antara dua bentuk lapar. Lapar pertama adalah lapar sebetulnya, yaitu lapar yang disebabkan oleh proses fisiologis diatas (melalu Ghrelin, gula-darah dan insulin) yang disebut sebagai ‘lapar perut’. Lapar jenis kedua adalah rasa lapar (selera makan) untuk mendapatkan rasa nikmat dari dopamine, yang disebut ‘lapar otak’ atau dalam budaya kita dikenal sebagai ‘lapar mata’.

Rupanya, bagian otak yang mendapatkan kenikmatan dari dopamine (Striatum) adalah bagian yang sama dengan yang mendapatkan kenikmatan dari narkotika. Pernyataan itu dibuat oleh majalah Scientific American Mind. Sedangkan, artikel dari Psychology Today mempunyai pandangan lain dengan menyatakan bahwa makanan sebetulnya adalah zat alami yang menimbulkan kenikmatan, sedangkan narkotika adalah zat yang menimbulkan kenikmatan yang berlipat ganda dari makanan. Apapun pandangan yang anda terima, dapat disimpulkan bahwa makanan dan obat terlarang memberikan kenikmatan yang sejenis (berbeda di kuatnya rasa nikmat) sehingga, makanan mungkin menyebabkan ketagihan.


Bagaimana kira-kira cara makanan menimbulkan ketagihan? Pembahasan ini akan memasuki masalah diet. Orang yang memakai narkotik dan orang yang obesitas memiliki satu persamaan, otak mereka tidak normal. Mereka memiliki reseptor dopamine yang hypersensitif, yang membuat sedikit saja ekspose terhadap hal yang mereka sukai (narkotik atau makanan) membuat mereka menjadi terobsesi untuk mendapatkannya; ekspose ini tidak hanya dengan mencicipi hal yang mereka sukai tersebut, tapi cukup dengan melihat barang tersebut atau melihat orang lain menikmati barang tersebut.


Tapi bagaimana caranya reseptor dopamine dapat berubah jadi hipersensitif? Pada percobaan di laboratorium, ditemukan bahwa gaya diet ‘balas dendam’ merubah dopamine menjadi hipersensitif. Maksud gaya diet ‘balas dendam’ adalah melakukan diet dengan mengurangi jenis makanan tertentu (biasanya yang berkalori tinggi seperti nasi). Masalahnya, ditemukan bahwa manusia cenderung akan memiliki masa ‘balas dendam’ di mana ada sebuah waktu diantara diet saat makanan berkalori tinggi masuk dalam jumlah besar. Gaya diet menahan tubuh LALU memanjakan tubuh dengan makan tanpa kontrol ini ternyata bisa membuat reseptor dopamine menjadi hipersensitif dan membuat tubuh jadi terobsesi pada makanan yang ditahan-tahan tersebut. Maka, ketagihan pada makanan pun terjadi dan orang yang sudah sampai pada tahap ini akan mengalami kesulitan untuk mengontrol pemasukan makanan ke dalam tubuhnya.


Permasalahan lain yang ditemukan adalah ternyata tubuh tidak memiliki sistem yang mengingatkan bahwa berat badan sudah mencapai over-weight atau obese. Tubuh hanya memiliki sistem yang akan panik saat berat badan menurun. Jadi, jika berat anda naik dari 60 kg sampai 80 kg, tubuh anda akan tenang-tenang saja. Tapi, jika kemudian berat anda turun dari 80 kg menjadi 79 kg, tubuh akan memerintahkan agar anda makan agar bisa kembali ke titik 80 kg.


Oleh karena itu, psikologi menyimpulkan bahwa bentuk diet yang terbaik adalah diet yang logis, makanlah dengan porsi sedikit dibawah porsi anda sekarang (dan penurunan porsi ditingkatkan perlahan) dan jangan dengarkan tubuh anda yang ‘panik’ dengan membuat anda lapar. Lalu, jangan dengan ekstrim memotong sebuah jenis makanan; lebih baik anda mengurangi semua jenis makanan tetapi dalam tahap yang berjenjang dan pengurangan yang sedikit-sedikit. Jika anda mengalami peningkatan berat badan, jangan tangani dengan mengurangi porsi makan; sebaiknya tanggulangi dengan berolahraga, walau pun pada saat itu anda sedang malas berolahraga. (Dion)
 
 
Sumber :
Dion. (2008). Psikologi dan Makanan. Diunduh dari www.psigoblog.com. Diakses 3 April 2 012.

Manfaat Terapi Permainan Bagi Anak

Terapi permainan/game adalah suatu terapi interaksi sosial yang menyediakan kesempatan untuk belajar keterampilan sosial-emosional dan meningkatkan ketahanan emosional. Sementara kebanyakan anak belajar keterampilan sosial dari mengamati orang lain atau melalui instruksi yang eksplisit, yang lain belum belajar atau tidak menerapkan keterampilan sosial pro dan membutuhkan pengajaran tambahan, latihan dan pembinaan. Kecenderungan alami anak-anak untuk bermain menyediakan cara yang sangat memotivasi untuk melibatkan mereka dalam belajar keterampilan sosial pro. Anak-anak cenderung dengan pribadi yang menyelesaikan masalah dengan agresi, kurangnya persahabatan, manajemen kemarahan dan pembohong.
Membangun hubungan baik bisa rumit, terutama jika seorang anak oposisi dan tidak menghargai perhatian ekstra yang disediakan. Permainan dapat memotivasi anak-anak dengan cepat, terutama jika anak tersebut berada pada sekelompok kecil dengan teman-teman. Beri mereka sebuah dadu dan beberapa kotak di papan tulis dan mereka akan bermain dengan Anda sebagai teman seusianya.
Buang di beberapa insentif dan sebelum mereka tahu itu, mereka sedang bersenang-senang, berbicara tentang isu-isu yang diangkat dalam permainan dan mempraktekkan keterampilan baru. Sementara memainkan permainan, situasi konflik muncul secara alami, memberikan kesempatan kepada model dan mengajarkan keterampilan sosial pro.
Dengan menggunakan metode Life Space Interview (LSI), terapis, guru, orang tua dan karir pelatih anak-anak dapat melalui krisis, membantu mereka memperoleh wawasan mereka sendiri dan perilaku orang lain sambil belajar bahasa resolusi konflik dan empati.
Terapi bermain memiliki manfaat bagi anak-anak, yaitu:
  1. Pertama, anak-anak ‘terjaga’ ketika berhadapan dengan prospek ‘bermain’. Mereka langsung terlibat dalam situasi sosial yang mengajarkan keterampilan saat mereka sedang bersenang-senang. Mereka yang akrab dengan unsur-unsur bermain seperti turn-taking, aturan menjaga, menang, kalah dan ko’operasi.
  2. Kedua, sementara anak-anak secara aktif terlibat dengan proses bermain game, tantangan sosial dan emosional muncul saat mendidik ‘atau krisis terjadi, sehingga memberikan pengalaman belajar bermakna dengan segera.
  3. Ketiga, terapi bermain anak-anak dengan menyediakan lingkungan yang aman untuk mempraktekkan keterampilan baru. Anak-anak merasa santai dan arus diskusi mudah dalam pengaturan ini.
  4. Keempat, pengamatan klinis dapat dilakukan dan ditarik kesimpulan tentang anak-anak yang tidak meningkatkan penggunaan keterampilan prososial setelah pembelajaran ekstra dan pemanduan praktek. Adanya sindrom organik, masalah kesehatan mental atau masalah perlindungan anak perlu diselidiki.
Kemajuan permainan pada pengembangan keterampilan dan kompleksitas dengan fokus yang kuat pada intervensi awal, mulai dari usia 4-14. Permainan dapat digunakan secara berurutan selama enam sampai delapan minggu dan satu sesi untuk menutup keterampilan tertentu. Anak-anak muda akan mulai dengan permainan ‘Persiapan Bersama’ dan bekerja dengan  ’Teman yang Ramah’ dan mungkin untuk ‘Pemikir Ulang’.
Anak-anak berusia delapan atau sembilan atau yang lebih tua akan mulai dengan ‘Teman yang Ramah’, Pengusik ‘atau Pemikir ulang, tergantung pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan. Permainan dapat digunakan dengan individu, kelompok atau anak-anak seluruh kelas.


Sumber :
Anonim. (2010).  Manfaat Terapi Permainan Bagi Anak. Diunduh dari www.belajarpsikologi.com. Diakses 3 April 2012.

Manfaat Pelukan Orangtua Bagi Perkembangan Psikologis Anak

Pada dasarnya orang tua mengetahui akan pentingnya hubungan dan kedekatan antara anak-anak dengan mereka. Banyak penelitian menunjukkan bahwa, pada dasarnya sebagian besar orang tua menyatakan bahwa menghabiskan waktu dan demi kedekatan dengan anak bisa menjadi hal yang lebih penting di banding hal lainnya. Pada intinya bahwa antara orang tua dan anak saling membutuhkan rasa cinta dan kasih sayang satu samai lainnya, dan hal itu tidak dapat dipungkiri adanya. Banyak orang tua dan anak merasakan bila rasa cinta dan kasih sayang tidak di dapat dari satu sama lainnya, maka keharmonisan keluarga serasa tidak lengkap.
Namun dilain sisi, banyak hubungan antara orang tua dan anak menjadi terbengkalai, dan hal ini memicu ketidak harmonisan dalam keluarga, bahkan akan menjadi sesuatu yang tidak baik bagi perkembangan psikologis anak. Banyak hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi, salah satunya adalah karena tuntutan ekonomi dan pekerjaan lah yang membuat orang tua kehilangan waktu untuk dapat bersama dengan anak. Kadang dikarenakan kesibukan, orang tua harus pergi pagi-pagi secara terburu-buru karena pekerjaannya dan pulang ke rumah tatkala anak-anak sudah tertidur. Jika kondisi memang demikian, salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua untuk dapat mendekatkan hubungan dengan anak meski memiliki waktu sedikit adalah dengan cara memeluk anak.
Pelukan orang tua kepada anak dapat menimbulkan ikatan batin dan kasih sayang yang kuat antara anak dan orang tua. Mendapat pelukan berarti mendapat dukungan, dan bagi yang memeluknya berarti akan menimbulkan rasa percaya diri. Kehadiran hormon endomorfin yang muncul saat berpelukan dapat mengurangi ketegangan saraf dan serta tekanan darah. Bahkan penelitian di university of Itali menunjukkan data, bahwa anak yang sering mendapat pelukan dari orang tuanya akan lebih efektif sembuh dari depresi, dan akan timbul rasa percaya dirinya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Bahkan pelukan saat inisiasi dini, sesaat bayi terlahir ke dunia, akan mentransfer sejenis mikroorganisme yang membuat daya tahan tubuh bayi akan semakin kuat. Dan ketika pelukan dengan rasa sayang ini di teruskan hingga masa kanak-kanak dapat menjadikan pribadi anak yang tidak gampang stress (Penelitian Journal of Epidemiology and Community Health). Jangan percaya pada mitos yang mengatakan bahwa anak yang sering mendapat pelukan akan menjadi cengeng, bahkan sebaliknya, secara psikologi, anak yang sering mendapat belaian, sentuhan dan pelukan kasih sayang dari orang tuanya akan tumbuh menjadi anak yang penyayang, pertumbuhannya sehat, akan merasa nyaman dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.
Peluklah anak anda sebelum anda berangkat kerja, toh memeluk anak tidak akan membutuhkan waktu yang begitu banyak. Peluklah yang tulus, jangan tergesa-gesa, curahkan segala rasa sayang dan cinta anda saat  anda memeluk anak anda. Saat anda pulang kerja, meskipun anak sudah tertidur pulas, peluklah dia meskipun sedang tidur. Sesekali sisakan waktu untuk tidur bersamanya dan memeluknya. Meskipun berada di alam bawah sadar, pelukan orang tua saat tidur tetap dapat memerkuat bonding antara orang tua dan anak, karena saat mereka tidur, anak-anak masih berada dalam gelombang alpha, dimana masih bisa untuk menerima rangsangan dan getaran dari perasaan cinta dan kasih sayang orang tuanya.



Sumber :
Anonim. Manfaat Pelukan Orangtua Bagi Perkembangan Psikologis Anak.  Diunduh dari www.bidanku.com. Diakses 3 April 2012.

Kegunaan Emosi

Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, ‘kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) ‘luar’ dan movere ‘bergerak’ Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Emosi adalah hasil reaksi dari sebuah pemicu. Dibalik kemunculan emosi, selalu ada alasan yang melatarbelakanginya.
Setiap manusia dimuka bumi ini pasti memiliki emosi. Tuhan memberi emosi dalam diri manusia dengan tujuan tertentu. Semua emosi (marah, sedih, tertekan, gembira, bahagia) pasti memiliki kegunaan. Emosi yang ada dalam diri manusia merupakan gabungan dari faktor fisiologis maupun faktor proses mental (kognitif). Jadi posisi emosi itu netral, bagaikan sebuah pisau yang tajam, apakah kita mau menggunakan untuk mengupas buah atau untuk menyakiti orang lain, tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Kita dapat menelusuri apa yang membangkitkan emosi kita: adakah faktor fisiologis yang ikut berperan? Seperti makanan, minuman yang kita konsumsi atau obat tertentu yang memengaruhi fisiologi tubuh kita? Apakah faktor hormonal, misalnya haid, menopause, andropause? Bila kesemuanya ini tidak ada berarti emosi kita benar-benar dipicu oleh situasi sosial yang ada.
Dengan mengenali asal muasal emosi seperti itu, kita dapat lebih mengendalikan emosi. Contohnya Seorang wanita yang menjadi mudah marah menjelang atau sedang haid. Bila ia menyadari dampak situasi fisiologis haidnya, ia lebih dapat mengendalikan diri untuk tidak marah meski ada pemicu dari lingkungan sosialnya (pekerjaan tidak lancar, anak membuat kecewa, dsb). Bayangkan bila kemarahan itu kita lepaskan begitu saja, mungkin situasi justru berkembang tidak menguntungkan.
Seperti ucapan Dalai Lama, bahwa manusia bisa mengubah pikiran dan emosi menjadi positif, maka kita perlu mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan. Kita memiliki kebebasan untuk mengendalikan emosi kita. Bila kita dapat mengendalikan emosi, berarti kita juga mengendalikan perilaku. Tanpa pengendalian emosi, tujuan hidup dalam jangka panjang mungkin tidak tercapai akibat perilaku kita berakibat fatal. Jadi selama kita bisa mengendalikan emosi dengan baik, maka kehidupan kita akan berjalan lancar. Bila kita tidak mampu, maka akan kita terjebak oleh kesalahan kita sendiri yang tidak mampu mengendalikan emosi.


Sumber :
Anonim. (2011).  Kegunaan Emosi. Diunduh dari www.fitrisblog.wordpress.com. Diakses 3 April 2012.

Penerapan Psikologi Komunikasi dalam Website Perusahaan

Memiliki website dalam kegiatan berbisnis kini menjadi hal yang mutlak. Banyak perusahaan yang maju dan berkembang luas karena memiiliki website yang menarik bagi klien. Membuat website memang bukan perkara mudah. Website perusahaan harus bersifat atraktif dan informatif. Selain tampilannya, psikologi komunikasi menjadi hal yang penting. Psikologi komunikasi yang baik dapat membuat website perusahaan Anda ramai pengunjung.
Psikologi komunikasi sangat penting dalam membangun bisnis Anda. Psikologi komunikasi dapat memberikan citra baik terhadap produk atau jasa Anda. Psikologi komunikasi dalam website perusahaan Anda akan membantu Anda berkomunikasi dengan klien. Anda juga dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan klien. Psikologi komunikasi dapat membantu anda membuat inovasi terhadap produk dan jasa Anda dan membuat website Anda menjadi alat promosi yang efektif.
Penggunaan psikologi komunikasi pada website perusahaan antara lain dengan bahasa yang tepat sasaran dan tidak bertele tele. Penjelasan mengenai produk atau jasa yang Anda tawarkan tidak perlu panjang lebar. Penggunaan bahasa yang sopan dan kata-kata yang santun dan membuat pengunjung web Anda merasa dihargai baik itu klien maupun investor. Anda tidak boleh memaksa produk atau jasa Anda atau menjelekkan jasa atau produk saingan Anda. Anda juga dapat memberikan beberapa pilihan bagi klien mengenai langkah apa yang diberikan bila tertarik pada jasa atau produk Anda.
Gunakalah panel yang mudah dan letakkanlah pada tempat yang mudah terlihat. Pada layar pengisian data diri Anda tidak perlu meminta banyak informasi dari klien, data diri pribadi seperti nama, alamat tempat tinggal, tanggal lahir, nomor yang bisa dihubungi, alamat email, nama perusahaan, dan alamat perusahaan merupakan data diri yang wajib dimasukan. Psikologi komunikasi untuk website harus mudah dipahami dan simpel. Pengunjug website Anda baik itu itu klien ataupun investor akan tertarik pada jasa atau perusahaan Anda bila mereka disambut oleh kata kata yang ramah dan tidak memaksa.
Berikanlah nomor yang bisa dihubungi bila klien ingin mengetahui infromasi yang lebih. Selalu perbaharui website perusahaan Anda. Anda juga harus bisa menyesuaikan bahasa yang Anda gunakan dalam psikologi komunikasi Anda. Bahasa formal memang penting namun bila terlalu kaku akan membuat klien merasa jenuh dan tidak tertarik. Selipkanlah bahasa nonformal sehingga kata kata Anda tidak terlalu baku. Dalam promosi misalnya, orang-orang akan tertarik pada kata kata yang menarik, biasa, dan tidak kaku. Dengan begitu, Anda dapat memperoleh perhatian dari klien dengan cepat dan mudah.


Sumber :
Widjanarko, LM. (2011).  Penerapan Psikologi Komunikasi dalam Website Perusahaan. Diunduh dari www.bengkelduit.com. Diakses 3 April 2012.

Warna Bisa Mempengaruhi Psikologi Anak

  
Warna memainkan peran penting ketika Anda ingin mendekorasi kamar anak. Sangat penting memilih warna yang tepat untuk merangsang perkembangan anak, karena warna memiliki efek pada perkembangan psikologi anak.

Warna bisa dijadikan alat komunikasi dengan anak karena memudahkannya menanggapi bahasa. Anak-anak sudah bisa belajar membedakan warna sejak enam bulan awal.

Warna dapat membantu merangsang anak-anak, terutama bagi anak dengan gangguan defisit perhatian. Dengan warna, anak-anak belajar untuk mengekspresikan diri dan ketika mereka diperbolehkan untuk memilih warna untuk menghias kamar atau memilih warna pakaian, mereka menjadi lebih percaya diri dan membuka lebih banyak kreativitas dan ekspresi.

'Color your life' atau 'warnai hidupmu' adalah teknik yang digunakan oleh psikolog dan psikoterapis untuk membantu anak-anak membedakan dan mengekspresikan berbagai emosi di atas kertas. Teknik ini membantu untuk mengetahui apakah anak senang, sedih, gembira, takut atau bahkan marah.

Departemen Pengembangan Anak di California State University Fullerton juga pernah melakukan studi tentang warna dan asosiasi terhadap emosional anak-anak.

Dalam studi tersebut, anak-anak usia antara 5 hingga 6 tahun diminta untuk memilih warna favorit dari 9 warna yang diberikan secara acak sesuai dengan perasaan mereka saat itu.

69 persen dari anak-anak memilih warna-warna cerah yang mengungkapkan kebahagiaan dan kegembiraan seperti pink, biru dan merah. Beberapa memilih hitam, abu-abu dan coklat yang menunjukkan emosi negatif seperti kesedihan.

Berikut beberapa jenis warna dan maknanya, seperti dilansir Lifemojo, Rabu (13/4/2011):

1. Putih
Melambangkan kegembiraan, kedamaian, kemurnian dan kebersihan.

2. Kuning
Warna ini menenangkan saraf dengan memberikan efek menenangkan dan juga dikenal dapat merangsang aktivitas otot.

3. Biru
Warna biru menandakan keyakinan, perdamaian dan kebijaksanaan dan dapat membantu menenangkan saraf anak, serta memberikan tidur yang baik di malam hari.

4. Hijau
Hijau adalah warna yang menandakan penyegaran dan membantu memperkuat harga diri dan menyalakan harapan. Hijau adalah warna yang sangat menggembirakan dan idealnya cocok untuk anak-anak yang memiliki perasaan rendah diri dan perasaan tertekan.

5. Merah
Merah adalah warna yang menarik yang menandakan gairah, keinginan dan membuat anak Anda bersemangat.

6. Ungu
Warna ini menandakan kekuasaan, kemewahan dan royalti bila muncul dalam nuansa lebih gelap. Nuansa ringan seperti lavender memberikan suasana damai dan membantu menenangkan saraf. Warna ungu yang sangat gelap tidak direkomendasikan karena dapat membangkitkan rasa frustrasi dan kesedihan pada anak-anak. Anak-anak tidak menangkap warna ini begitu mudah.

7. Coklat dan abu-abu
Coklat dan abu-abu adalah beberapa nada bumi. Warna ini adalah warna ideal untuk anak-anak yang hiperaktif dan penuh dengan energi. Warna ini memberikan relaksasi, kehangatan, kenyamanan.


Sumber :
Budiati, Lannie. (2011).  Warna Bisa Mempengaruhi Psikologi Anak. Diunduh dari www.ibudanbalita.com. Diakses 3 April 2012.