Konseling Kerja
1.
Definisi Konseling
Daniel (1956) menjelaskan bahwa konseling
adalah suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian
bantuan kapadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan
dirinya sendiri dan lingkungan. Smith (dalam Shertzer & Stone,1974) menjabarkan bahwa konseling
merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat
interprestasi-interprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengn
pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
Berdnard
& Fullmer (1969) menjelaskan konseling meliputi pemahaman dan hubungan
individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi
yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk
mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
Winkell
(2005), mengemukakan bahwa konseling merupakan serangkaian kegiatan paling
pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli / klien secara tatap muka
langsung dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka masalah yang dihadapi oleh
klien dapat teratasi semuanya.
Prayitno
& Amti (2004) menjelaskan definisi
konseling sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.
2.
Peran Konseling
Konseling merupakan pertukaran ide-ide dan perasaan antara 2
orang (konselor dan konselee) dalam rangka memberikan bantuan untuk
mengembangkan kemampuannya secara optimal, agar individu dapat memecahkan
masalahnya sendiri dan agar individu dapat mengadakan adjustment dengan baik.
Bertujuan memajukan kesehatan mental yang baik bagi
karyawan, yaitu :
a.
Merasa
nyaman dengan dirinya sendiri.
b.
Pandangan
yang obyektif tentang orang lain.
c.
Dapat
memenuhi kebutuhan hidup.
3.
Tujuan dan Fungsi Konseling
Manusia tidak terlepas dari berbagai masalah dan menghendaki
terlepas dari masalah yang dihadapinya. Masalah karyawan bervariasi (menjelang
pensiun, promosi, demosi, konflik, stres, dsb). Dengan konseling
diharapkan karyawan dapat menyalurkan perasaan-perasaannya sehingga dapat
bekerja secara efektif.
a.
Memberi
nasihat dan petunjuk (Advise)
Konselor
membuat keputusan-keputusan tentang masalah konselee dan menunjukkan tindakan
apa yang harus diambil. Hindari ketergantungan konselee pada konselor.
b.
Memberi
keyakinan (Reassurance)
Memberi
keyakinan dengan cara memberi keberanian untuk menyelesaikan masalah atau
memberi rasa percaya diri sehingga yakin akan tujuan dan tindakannya.
c.
Mengembangkan
komunikasi
Karyawan
lebih berani mengemukakan perasaan, komunikasi atasan bawahan semakin lancar (insight pada konselee).
d.
Menurunkan
tegangan
Dengan
katarsis (mendiskusikan) masalah pada orang yang dipercaya, ketegangan emosi
menurun. Memindahkan keterpakuan mental, membuat mereka dapat menghadapi
masalah kembali dan berpikir konstruktif tentang masalah tersebut.
e.
Menjernihkan pikiran
Pegawai
yang mengalami blocking emosional, dapat kembali berpikir secara terarah.
f.
Reorientasi diri
Perubahan
diri secara praktis akan menolong konselee mengenali dan menerima keterbatasan mereka.
4.
Tipe-Tipe Konseling
a.
Directive Counseling (Conselor
Centered)
Konselor
memutuskan apa yang harus dilakukan, memberitahu dan memotivasi untuk melakukan
hal-hal tertentu (terpusat pada konselor, dia yang lebih aktif dan otoriter).
b. Non Directive Counseling (Councelee
Centered)
Konselee
dapat membuat keputusan, pemecahan dari konselee, konselor menumbuhkan insight, dapat lebih mendewasakan
konselee.
c.
Participative
Counseling
Kedua
belah pihak berpartisipasi saling mengembangkan pemecahan masalahnya. Ada
kerjasama yang kooperatif (diskusi bersama).
5.
Konseling di Dunia Kerja
a.
Penempatan Kerja
Pelayanan penempatan memberikan bantuan bagi para pencari
kerja dengan menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis
pekerjaan, serta aspek kognitif, afektif dan psikomotorik penempatan kerja
lainnya. Dari pihak lembaga kerja, peranan konselor adalah membantu perusahaan
memperolah tenaga kerja yang cocok dengan keperluan dengan keperluan perusahaan
sesuai dengan jenis, strata, dan struktur pekerjaan yang ada di perusahaan itu.
Dipandang dari pihak pencari kerja dan pengusaha, konselor berusaha membangun
suasana the right man on the right place, menempatkan pekerja secara
tepat sesuai dengan kondisi pribadinya, bakat, minat, serta bidang keahliannya.
Layanan penempatan seperti ini juga berlaku bagi para pekerja yang menempati
posisi baru dalam struktur atau penjajagan yang ada.
b.
Penyesuaian Kerja
Kepada para pekerja pemula konselor memberikan layanan
orientasi. Para pemula itu perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang
memadai dan cara-cara yang akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu.
Tema utama bidang pelayanan ini adalah Penyesuaian
diri secara tepat dan cepat terhadap tuntutan kinerja di
tempat yang baru. Penyesuaian yang seperti ini akan memberikan jaminan awal
tentang keberhasilan kerja para pemula itu.
c.
Kepuasan Kerja
Keadaan yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang
bekerja, merasa kerasan dan puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan
mengantarkan para pekerja itu bertugas lebih lanjut dengan semangat yang cukup
tinggi bahkan semakin tinggi. Keadaan ketidak puasan yang menimpa para pekerja
dan pemula, perlu diberikan bantuan layanan konseling untuk mengembalikan
semangat kerja dan sikap positif terhadap pekerjaan mereka itu.
d.
Kepindahan Kerja
Kepindahan para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh
faktor ketidak puasan dengan pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin
pindah karena ingin memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya.
Apapun alasannya, proses pemindahan kerja itu sering kali memerlukan bantuan
konseling baik untuk penempatan maupun penyesuaian.
e. Pengentasan
Masalah Lainnya
Masalah-masalah pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan,
sikap, dan kebiasaan sehari-hari, hoby dan waktu senggang, hubungan sosial
kemasyarakatan, dan lain sebagainya merupakan obyek penggarapan konseling.
Apabila masalah-masalah ini dibiarkan membesar, sedikt banyaknya akan
mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja yang bersangkutan dengan
perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah pribadi tersebut dapat
ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap hubungan kerja dan kinerja
pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
6.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran
dari konselor dalam dunia kerja sangatlah penting. Khususnya peran dibidang
pengembangan maupun memajukan kesehatan mental para karyawan agar dapat merasa nyaman dengan dirinya
sendiri, memiliki pandangan yang obyektif tentang orang lain, serta dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun tujuan dan fungsi konseling dalam lingkup
dunia kerja adalah memberi nasihat dan petunjuk (advise), memberi keyakinan (Reassurance),
mengembangkan komunikasi, menurunkan tegangan, menjernihkan pikiran, dan reorientasi
diri. Terdapat beberapa tugas konseling dalam dunia kerja, yaitu penempatan kerja, penyesuaian kerja,
kepuasan kerja, kepindahan kerja, dan pengentasan masalah lainnya.
Sumber:
Prayitno.
1997. Layanan Konseling Untuk Para Pekerja. Padang: IKIP Padang
http://www.scribd.com/doc/38674005/163/Konseling-di-tempat-kerja
Eva Carolina
16509555
4 PA 06